Cabe Rawit Merah Domba

Cabe Rawit Merah Domba selama tanggal 2025-06-14 sampai dengan 2025-07-14 telah mengalami 4 kenaikan yang signifikan dari Moving Average yaitu :

1. Pada tanggal 2025-06-16 telah terjadi kenaikan signifikan harga 9.28% dari rata-rata harga mingguan 45102 menjadi 49286. Kejadian ini berlangsung selama 4 hari dan harga sudah mulai tidak mengalami kenaikan pada tanggal 2025-06-20 dengan harga 52857 dari rata-rata harga mingguan 51735 atau 2.17% dari rata-rata.

2. Pada tanggal 2025-06-23 telah terjadi kenaikan signifikan harga 6.96% dari rata-rata harga mingguan 52755 menjadi 56429. Kejadian ini berlangsung selama 3 hari dan harga sudah mulai tidak mengalami kenaikan pada tanggal 2025-06-26 dengan harga 53333 dari rata-rata harga mingguan 54354 atau -1.88% dari rata-rata.

3. Pada tanggal 2025-07-03 telah terjadi kenaikan signifikan harga 5.56% dari rata-rata harga mingguan 53457 menjadi 56429. Kejadian ini berlangsung selama 1 hari dan harga sudah mulai tidak mengalami kenaikan pada tanggal 2025-07-04 dengan harga 55714 dari rata-rata harga mingguan 54069 atau 3.04% dari rata-rata.

4. Pada tanggal 2025-07-05 telah terjadi kenaikan signifikan harga 8.51% dari rata-rata harga mingguan 55293 menjadi 60000. Kejadian ini berlangsung selama 4 hari dan harga sudah mulai tidak mengalami kenaikan pada tanggal 2025-07-09 dengan harga 60714 dari rata-rata harga mingguan 60408 atau 0.51% dari rata-rata.


Harga : Rp 60.714 Rata-rata Mingguan : Rp 60.408
HET/HAP : Rp 57.000 statistik:perkembangan harga ,perbandingan harga , Lihat Pedagang

Berdasarkan hasil investigasi dari tim TPIPD(diskoperingda) terdapat 4 penyebab yaitu :

1.Kurangnya Pasokan: Ketidakcukupan pasokan dari berbagai faktor, seperti cuaca buruk atau masalah produksi, dapat meningkatkan permintaan tanpa peningkatan biaya produksi. Akibatnya, pasar menghadapi situasi di mana pasokan tidak memenuhi permintaan, dan harga produk mengalami kenaikan.

2.Belum Musim Panen: Kondisi belum musim panen mengurangi pasokan tanpa menambah biaya produksi. Kurangnya pasokan ini menyebabkan tingginya permintaan relatif terhadap ketersediaan produk, yang memicu kenaikan harga.

3.Menurunnya Produksi Lokal: Penurunan produksi lokal menyebabkan ketersediaan barang yang lebih sedikit di pasar tanpa adanya penambahan biaya produksi. Ini menciptakan kekurangan pasokan yang dapat mendorong kenaikan harga produk.

4.Permintaan Mengalami Peningkatan: Peningkatan permintaan tanpa peningkatan pasokan dapat menciptakan situasi di mana harga produk naik. Hal ini terjadi karena peningkatan permintaan menciptakan ketidakseimbangan di pasar.

Saya berhasil menemukan 6 rekomendasi terbaik yaitu :

1. Rakor (Rapat Koordinasi):

Pengaturan rapat koordinasi (rakor) antara pemangku kepentingan terkait, termasuk produsen, distributor, pedagang, dan pemerintah, adalah rekomendasi untuk memfasilitasi dialog dan koordinasi. Rakor dapat menjadi wadah untuk membahas masalah-masalah terkait harga, mengidentifikasi solusi bersama, dan merancang strategi bersama untuk mengatasi kenaikan harga yang signifikan.

2. Operasi Pasar Murah:

Rekomendasi ini mencakup pelaksanaan operasi pasar murah sebagai strategi untuk menstabilkan harga. Melalui operasi ini, pemerintah dapat mengintervensi pasar dengan menyediakan komoditas penting dengan harga terjangkau, sehingga dapat mengendalikan kenaikan harga dan memberikan manfaat langsung kepada konsumen. Operasi pasar murah juga dapat menciptakan keseimbangan antara permintaan dan pasokan di pasar.

3. Sidak ke Pasar dan Distributor:

Langkah-langkah inspeksi dan pengawasan (sidak) yang intensif di pasar dan distributor merupakan langkah proaktif untuk mencegah praktik monopoli, penimbunan, atau manipulasi harga oleh pihak-pihak tertentu. Dengan melakukan sidak secara rutin, pemerintah dapat memastikan transparansi dan keadilan dalam rantai distribusi, sehingga harga dapat tetap terkendali.

4. Kerjasama dengan Daerah Penghasil Komoditi:

Kerjasama erat dengan daerah penghasil komoditi melibatkan pembentukan kemitraan strategis antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang berfokus pada produksi komoditi tertentu. Melalui kerjasama ini, pemerintah dapat mengoptimalkan pengelolaan sumber daya dan meningkatkan produksi, sehingga pasokan dapat memenuhi permintaan dan mencegah kenaikan harga yang tidak terkendali.

5. Dukungan Transportasi dari APBD:

Memberikan dukungan finansial dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk meningkatkan infrastruktur transportasi adalah rekomendasi untuk mengoptimalkan distribusi barang. Investasi dalam transportasi yang efisien dapat membantu mengurangi biaya logistik, memastikan kelancaran distribusi, dan mengendalikan kenaikan harga akibat kendala transportasi.

6. Gerakan Menanam:

Mendorong gerakan menanam adalah rekomendasi untuk meningkatkan produksi pertanian secara nasional. Program ini dapat mencakup penyuluhan kepada petani, pemberian insentif, dan peningkatan akses terhadap teknologi pertanian modern. Dengan meningkatkan produksi lokal, pemerintah dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan menjaga stabilitas harga.

dari tim tpid telah melakukan 2 penangan yaitu :

1. pada tanggal 2025-06-17 telah dilakukan Pemantauan kestabilan harga dan keterseidaan barang pokok bertempat di UPT Pasar secara rutin melaksanakan pengecekan kestabilan harga dan ketersediaan barang pokok penting di 7 Pasar Kabupaten . Terpa bekerjasama dengan UPT Pasar Sumedang Kota, UPT Pasar Tanjungsari dan UPT Pasar Conggeang selengkapnya bisa di akses di link disini

2. pada tanggal 2025-07-08 telah dilakukan Pemantauan kestabilan harga dan keterseidaan barang pokok bertempat di Selasa, 8 Juli 2025 UPT Pasar melaksanakan Survey Kestabilan Harga dan Ketersediaan barang Pokok Penting di Pasar Pemda Kabupaten bekerjasama dengan UPT Pasar Sumedang Kota, UPT Pasar Tanjungsari dan UPT Pasar Conggeang selengkapnya bisa di akses di link disini

coming soon